Berdamai Atas Nama Perbedaan

Hidup Damai Diantara Perbedaan




Oleh: Nur Malasari

Disaat masih belia semua orang masih berproses mengenali segala sesuatunya

Mulai memilah yang mana menyenangkan dan menjengkelkan, mulai mencerna rasa manis, pahit dan berbagai rasa lainnya.

Lalu menginjak usia lebih lanjut sudah balig, dikenalkan hal baik dan hal buruk 
Dibolehkan ini namun dilarang yang itu.

Usia semakin menanjak mulai timbul pertanyaan demi pertanyaan , nalar kritis mulai pelan-pelan.

Mendapati berbagai keadaan dengan rasa yang berbeda, meningkatkan akal berpikir semakin keras.

Dari melihat, membaca sampai mengalami suatu keadaan yang baru disadari  bahwa setiap saat adalah suatu keadaan yang kemudian dicerna satu persatu.

Mulai menyimpulkan bahwa keadaan yang terjadi segalanya adalah suatu perbedaan dan opjeknya tetap saja masih mereka yang ada.

Namun ada sesuatu yang unik, muncul pertanyaan kemudian "dunia yang sangat luas yang tidak diketahui dimana ujungya.

Disela kehidupan ini mengapa harus ada pertikaian atas nama perbedaan

Bukankah perbedaan itu adalah anugrah?
bukankah kita memiliki perbedaan namun keberadaan kita punya alasan yang sama?

Mungkin ini hanya pertanyaan yang menyiksa batin yang terus menerus dipertanyakan dalam benak pikiran yang sama

Tapi kembali pada persoalan bahwa hidup ini perlu dinikmati dengan segala nikmat sang pencipta yang tiada batasnya

jika keburukan ada mengapa tidak kita manfaatkan untuk menikmati kebaikan darinya? 

Semua berawal dari pertanyaan dan akan terjawab bagi mereka yang meyadari bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari ciptaan-NYA juga.

Ini hanya perasaan ingin hidup berdamai dengan segala hal perbedaan tanpa ada yang merasa bahwa semua adalah kebenaran.

Biarlah segala sesuatu yang telah terjadi direnungi dengan sepenuh jiwa.
jika hal itu adalah keburukan ayolah untuk mencoba kebaikan, jika itu adalah kebaikan maka pertahankanlah.

" Aku bermanfaat maka aku ada"  kalimat yang sangat sederhana namun bermakna sangat luas. 

Jika iman dan taqwa adalah keselamatan maka manusia laki-laki dan perempuan yang mengembang amanah yang sama sebagai khalifah fil-ard.

Mempunyai kewajiban yang sama pula yaitu memanfaatkan segala yang dimiliki untuk kemaslahatan sebanyak-banyaknya meski jalan yang ditempuh dengan beragam perbedaan.

Semoga kita semua terlibat dalam perdamaian itu tidak memandang perbedaan dari sisi manapun, serta saling merangkul dan saling menghargai dalam rana perbedaan.
 
Samata, 02 Desember 2020


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

harapan dan doa untukmu